Wednesday, December 31, 2003

Masih belom dapet

Sampe sekarang masih belum dapet yang gue cari. gimane ye supaya bisa dipublish dan bisa gampang dibaca orang?

Haji Abidin Telkomsel II [Jan 2004]

Assalaamu 'alaykum wa rohmatulloohi wa barokaatuh. Alhamdulillah, wash sholatu was salaamu 'ala Rosulillah wa 'ala aalihi wa shohbihi wa man waalah.

Hadza min fadhli Robbiy

Ini merupakan anugrah terbesar selama ini selama lebih dari 7 tahun bekerja di Telkomsel. Perusahaan memberangkatkan gw dan 5 karyawan lainnya beserta istri ke Tanah Haram. Gimana gak anugrah, semuanya ditanggung perusahaan, tinggal kita menyiapkan diri. Orang bilang haji abidin (atas biaya dinas) atau ada juga yang berseloroh haji kosasih (ongkos dikasih). Apapun 'gelaran' dari orang ini merupakan anugrah yang paling besar. Enam orang yang beruntung al:

Ahmad Lukman

Wawan Budi Setiawan

Puji Syofwan

Joko Widodo

Yanuar Alvanul

M Nurhasan


















More Picture...


Selasa, 13 Januari 2004

Sekitar jam 4 pagi Salman (22 bulan) sudah bangun dan minta keliling komplek dengan menggunakan sepeda roda tiganya. Sesuai jadwal jam 7 pg kami akan ngumpul di hotel Quality bandara Soekarno-Hatta untuk kemudian take off ke Jeddah jam 10 pg. Salman seakan tahu bahwa dia akan ditinggal untuk waktu yang cukup lama.

Kak Anis, bang Iqbal, bang Rusdi, kak Amel, kak Tuti sampai di Cileduk jam 5 pg. 1/2 6 giliran pak Ade driver kantor nyampe. Terakhir bang Hakim dateng.
Garuda baru take off sekitar jam 12 siang. Semua jamaah laki2 sudah siap dengan pakaian ihromnya. Jarak yang ditempuh Jakarta-Jeddah sekitar 8000 km. Dibutuhkan waktu 9 sd 10 jam perjalanan. Berarti kemungkinan sampai di sana jam 6 sore waktu setempat.

Tiba di Jeddah dan setelah melalui loket pemerikasaan perjalanan kami lanjutkan ke Makkah al Mukarromah. Kami menginap di hotel Hilton yang lokasinya berhadapan langsung dengan pintu Gerbang king Fahd. Setelah ceck in kami bergegas ke lobby untuk kemudian menuju masjidil Harom guna menyelesaikan Umroh.


Kamis, 15 Januari 2004

Hotel Hilton tempat kami menginap adalah lokasi yang strategis. Hilton adalah gedung tertinggi di dekat masjid al Harom. Di bagian bawah hotel ada beberapa tempat belanja. Ada toko perhiasan, cinderamata, makanan, money changer, toko buku dan toserba Bin Dawood namanya.


Sabtu, 16Januari 2004

Jum'at pertama. Ada dua kali adzan di sini, mungkin sama dengan beberapa masjid tradisional di Indonesia. Adzan pertama untuk memanggil jama'ah sedang adzan ke dua ketika khotib naik mimbar. Pada waktu shubuh hari juga ada dua adzan. Sekali adzan untuk membangunkan jamaah dan sekali lagi adzan tanda masuk waktu. Jarak antara adzan pertam dan ke dua sekitar 1 jam.

Malam hari kami berkemas untuk meninggalkan Makkah menuju Madinah al Munawwaroh. Jarak antara Makkah-Madinah sekitar 480 km. Waktu tempuh sekitar 6 jam perjalanan darat. Berbeda dengan Makkah yang berbukit batu, Madinah relatif lebih datar. Suhu kota Makkah lebih hangat dibanding Madinah ini dikarenakan kedudukan Madinah yang lebih tinggi dari permukaan laut dibanding Makkah. Tempat yang menjadi penginapan kami selama mengejar sholat Arba'in adalah hotel Safir yang berlokasi sekitar 300 m dari masjid Nabawi.

Di dalam perjalanan gw dan istri melantunkan nasyid sholawat tentang syafaat berulang dan terus berulang :
Nabiy al Huda,
la tansani
min syafa'atin
ya Rosululloh
(Duhai Nabi al Huda, janganlah kiranya kau lupakan kami dengan syafaatmu, wahai Rasululloh)

Allohumma sholli wasallim wa baarik 'ala sayyidina wa mawlana wa syafi'ina wa habibina Muhammadin wa 'ala aalihi wa ashabihi ajma'in.

Ahad, 18 Januari 2004

Ba'da sholat Ashr gw kenalan dg orang Aljazair namanya Hadj Aissa Abou Messouer. Ternyata dia orang pergerakan/harokah. Dia ikhwan. Ya 4JJI di tempat ini Kau pertemukanku dengan saudara se fikroh, Thanks God.


Senin, 19 Januari 2004

Ziarah ke beberapa tempat di Madinah :

Masjid Quba

Menurut sejarah sebelum Rasul saw. memasuki Madinah, beliau saw. dan Abu Bakr ra menetap sementara di Quba' dan mendirikan sebuah masjid yang sekarang dikenal dengan Masjid Quba'. Dalam sebuah hadits Nabi saw. bersabda : Barangsiapa yang berangkat dalam keadaan suci dari rumahnya menuju masjid Quba' kemudian sholat dua rokaat, maka baginya seperti pahala umroh.

Jabal Uhud

Menurut riwayat di sini pernah terjadi pertempuran yang dahsyat antara kekuatan Islam dengan kekuatan kuffar. Dalam pertempuran yang dipimpin langsung oleh Nabi saw. kaum muslimin mengalami kekalahan setelah sebelumnya memegang kendali peperangan. Ketidaktaatan beberpa pemanah terhadap intruksi atasan berbuah kekalahan. Dalam buku-nuku sejarah banyak diulas tentang kepahlawanan beberapa sahabat ra. Salah satunya adalah Tholhah bin Ubaydillah ra.
Di sini terbujur jasad sayyidu asy syuhada Hamzah bin Abdul Muthollib, paman Nabi saw. juga sahabat Mush'ab bin Umair ra. seorang duta pertama Rasul saw.

Masjid Qiblatayn

Kami tidak sempat masuk. Pada kesempatan hari lain kami akan mengunjungi masjid ini

Pasar Kurma

Di pasar ini berbagai macam kurma dijual. Yang menjadi primadona adalah kurma Nabi saw. Disebut sebagai kurma Nabi saw. karena beliau saw. pernah bersabda bahwa barangsiapa yang memakan kurma tsb sebanyak 7 butir akan terbebas dari penyakit perut pada hari itu.
Selain kurma Nabi ada juga kurma Ambar.

Ba'da 'Ashr mencari informasi tentang ibu Ni'mah, nyokap gw yang juga berangkat hajji. Sektor 3 yang membawahi beberapa maktab/pondokan di situ tidak tahu persis dimana jamaah As Suryaniyah. Nah lho?


Selasa, 20 Januari 2004

Ba'da sholat shubuh sengaja mengikuti beberapa jamaah As Suryaniyah yang pulang ke pondokannya. Tujuannya menemui ibu di sana. Alhamdulillah akhirnya ketemu ibu. Ibu tampak kelihatan sehat wal afiat. Memang seperti jamaah lainnya, kulit ibu terlihat agak hitam terbakar sengatan sinar matahari. Gw istri dan ibu ngobrol di pondokannya. Ibu dengan bangga memperkenalkan gw dan istri kepada temen-temen sekamarnya.
Ya 4JJI berilah ibuku kesehatan, kesabaran dan kekuatan. Jauhilah dia dari mara bahaya. Terimalah semua amal ibadahnya, ampunilah kesalahan dan dosa-dosanya. Berilah aku hidayah untuk terus berbuat ihsan padanya. Ya Robb, kumpulkan kami semua di syurgaMU. Amien


Rabu, 21 Januari 2004

Kenalan dengan orang Palestina yang berdomisili di Yordan, Yahya Saadeh. Kakeknya masih di Palestina. Dia kasih alamt email ysaadeh_2000@...


Kamis, 22 Januari 2004

Ada pertemuan atara ikhwan Madinah, Makkah, beberapa jamaah haji dengan Syuyukh PKS. Ust. DR A. Satori, Ust. DR Salim Segaf al Jufri, Ust KH. Rahmad Abdulloh. Pertemuan di tempat salah seorang ikhwah yang sedang melanjutkan studi di Madinah. Ketiga orang ustadz diminta untuk memberikan tausiyah sekaligus bekal untuk pemenangan pemilu 2004. Dalam pertemuan ini hadir juga ikhwan dari Autralia dan dua orang ikhwan dari Jerman. Mereka umumnya sedang mengejar program Master dan Doktoral. Semoga dimudahkan 4JJI.
Ya Robb, mereka adalah tunas-tunas muda Islam. Berilah mereka dan kami sikap istiqomah. Ya Robb, di kota NabiMU ini kami berkumpul tidak lain karena ikatan ukhuwwah, maka eratkanlah tali cinta kami hanya karenaMU.


Jum'at, 23 Januari 2004

Imam masjid Nabawi syeikh Ibrohim al Akhdhor tampak lirih ketika membaca suroh Al Ghosiyah. Tepat pada ayat Laa tasma'u fiiha laaghiyyah sura imam seakan tersedak. Diulangi ayat tsb dan diulangi lagi. Sang imam tidak dapat menahan rasa haru. Suara imam bercampur dengan isak tangisnya. Suasana tampak senyap, semua jamaah seperti mematung tanpa suara. Banyak jamaah yang juga larut dalam suasana dan ikut menangis.

Biasanya yang sering terjadi adalah ketika imam membaca ayat-ayat ancaman/azab. Yang terjadi kali ini adalah justru tentang penggambaran syurga dan penduduknya. Benar, apakah kiranya kita dapat merasakan nikmatnya syurga seperti yang digambarkan ayat tsb. Apakah kita termasuk orang yang beruntung sebagai penghuni syurga.
Laa tasma'u fiiha laaghiyah
artinya : Tidak kamu dengar di dalamnya (syurga) perkataan yang sia-sia - QS 88:11



Sabtu, 24 Januari 2004

Masjid Qiblatayn

Disebut qiblatayn karena menurut riwayat di masjid ini Nabi saw. dan beberapa sahabat ra. pernah sholat menghadap dua qiblat. Perubahan arah qiblat dari masjid al Aqsho di Palestina ke masjid al Harom di Makkah terjadi di tengah-tenagh sholat. Itulah sebabnya masjid ini disebut masjid dua qiblat (qiblatayn)

Percetakan Al Qur'an

Di tempat ini Al Qur'an diproduksi. Menurut informasi dari seorang muthowwif, percetakan al Qur'an ini telah memproduksi sekitar 167 juta Al Qur'an dan telah didistibusikan ke seluruh penjuru dunia. Di tempat ini pula Al Qur'an diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dunia. Kalau anda mau membeli Al Qur'an untuk pribadi atau untuk oleh-oleh di sini lah tempatnya. Di sini tersedia Al Qur'an dengan berbagai ukuran, warna dan harga. Harga mulai dari SR 12 sampai ribuan riyal. Kaset murottal al Qu'an juga di jual, salah satunya kaset murottal 30 juz imam Madinah, syaikh Ibrohim al Akhdhor. Kaset murottal ini sekitar 15 kaset, harganya murah hanya SR 20.


Ahad, 25 Januari 2004

Ba’da maghrib gw berusaha menerobos menuju Roudhoh. Kondisi Roudhoh seperti biasa, penuh sesak dengan jamaah yang ingin ibadah. Dalam musim haji tempat ini tidak pernah sepi dari manusia. Semua ingin berlama-lama di sini.Hari ini adalah kesempatan terakhir buat gw untuk sholat di Roudhoh. Besok kami akan bertolak menuju Aziziyah.

Ba’da Isya jamaah mulai meninggalkan Masjid Nabawi. Satu per satu jamaah pulang menuju pondokan masing-masing, tapi tidak untuk Roudhoh. Tak ada kata sepi untuk tempat ini. Berbeda dengan masjidil Harom yang punya beberapa tempat yang mustajab seperti : Multazam, hijir Islmail, makam Ibrohim, dan pancuran emas, di masjid Nabawi hanya Roudhoh yang menjadi tempat idam-idaman bagi ribuaan jamaah. Inilah tempat yang pernah Rasul sabdakan : Di antara kuburku dan mimbarku terdapat taman dari taman-taman syurga.


Senin, 26 Januari 2004

Ba’da sholat Shubuh gw ziarah ke makam Baqi’. Menurut kabar makam baqi’ dibuka untuk para peziarah hanya ba’da shubuh sampai jam 8 pagi. Lewat dari waktu yang ditentukan ziarah dilakukan dari luar pagar. Udara Madinah cukup menggigit tulang. Angin pun bertiup relatif kencang menambah dingin suasana.

Baqi’ adalah areal pemakaman yang sudah ada sejak zaman Nabi saw. Di sini menurut kabar terbujur sekitar 10 ribu jasad para ahli bait Rasul saw. Dan sahabat r.’a Di antaranya adalah :

  • Fathimah binti Rosul saw
  • Ibrahim bin Rosul saw
  • Hasan bin ‘Ali r.’a
  • Usman bin ‘Affan r.’a
  • Beberapa istri-istri Nabi saw
  • Abu Sa’id al Khudri r.’a
  • Fathimah binti Asad r.’a
  • Dan para sahabat lainnya r.’a

    Hampir di ujung makam Baqi’ ada beberapa petugas yang sedang menggali kubur. Ketika gw mendekat seorang petugas yang sudah cukup tua memanggil dan meminta gw meneruskan gali kubur. Gw gak ngerti apa maksudnya tapi gw coba gali juga.


  • Selasa, 27 Januari 2004

    Tiba di Aziziyah sekitar jam 3 pagi. Aziziyah adalah lokasi yang berada di antara Makkah dan Mina. Letaknya lebih dekat ke Mina. Di sini tidak ada hotel berbintang. Penginapan yang ada di sini mungkin sama dengan Apartemen. Meskipun agak jauh berbeda bila dibandingkan dengan Apartemen di Indonesia. Tazkia menyewa Apartemen segedung dengan jamaah haji dari Singapura dan Malaysia.

    Umroh akan dilanjutkan setelah sarapan. Jam 9 pagi kami berangkat menuju masjidil Harom. Jarak antara Aziziyah-Makkah kl. 2 km. Kami dibagi menjadi 4 kelompok. Masjidil Harom sudah semakin sesak, jamaah dari berbagai penjuru sudah mulai berdatangan. Seperti biasa cuaca cukup cerah meski udara tetap dingin. Matahari bersinar dengan teriknya. Suhu diperkirakan sekitar 20 C.

    Ketika adzan Dzuhur dikumandangkan kami baru menyelesaikan 4 setengah etape sai. Saat iqomah dibacakan semua aktifitas dihetikan, semua serentak membuat shaf untuk ikut berjamaah.
    Alloooohu Akbar…!!!


    Rabu, 28 Januari 2004

    Ust. Syafii Antonio, pimpinan Tazkia datang mengunjungi apartemen kami. Beliau menyampaikan beberpa skenario yang akan diambil ketika pelaksanaan haji nantinya. Skenario-skenario ini tergantung situasi dan kondisi lapangan. Seperti apakah jama’ah Tazkia akan melontar Aqobah setelah dari mabit di Muzdalifah baru kemudian tawaf ifadhoh atau langsung ke Mekah untuk tawaf ifadhoh baru kemudian ke Mina untuk melontar. Apakah nanti kita nafar awwal atau mengambil nafar tsani dlsb.

    Pada sesi tanya jawab muncul pertanyaan atau mungkinlebih tepatnya kekecewaan beberapa jamaah terhadap layanan Tazkia. Mereka mempertanyakan ketidaksesuaian antara apa yang ada di brosur dengan kenyataan di lapangan. Contoh paling konkrit adalah Apartemen Aziziyah ini.

    Di Brosur yang diiklankan Tazkia disebutkan bahwa kamar Apartemen di Aziziyah diisi oleh 4 atau 6 jamaah. Nyatanya dalam satu kamar dimuati sekurangnya 8 jamaah. Kata Apartemen juga kurang tepat untuk penginapan yang lebih mirip dengan barak tentara. Belum lagi fasilitas 4 kamar mandi yang diperuntukkan bagi 50 jamaah. Komplain melebar ke sana-sini. Pak Syafii tampaknya sudah pasrah dengan kondisi yang ada. Dia sudah tidak bisa menjanjikan kecuali bahwa program Tazkia akan berkesinambungan sampai tanah air. Point inilah yang diangkat oleh pak Syafii. Beberapa jamaah masih belum puas dengan jawaban beliau.

    Malamnya gw dengan beberapa jamaah diantaranya : Pak Ari, pak Salam, pak Rudi, pak Zaini, ust Mashun dan ust. Saifuddin melakukan survay lapangan tempat maktab 105 di Mina. Dengan jalan kaki santai ditempuh waktu sekitar 30-40 menit. Tapi ingat ini ditempuh dalam kondisi sepi.


    Jum'at, 30 Januari 2004

    Rencananya hari ini ust. Ahmad Sartori akan memimpin jamaah untuk pergi ke masjidil Harom. Berhubung mobil yang akan mengantar kami belum kunjung datang dan besok prosesi haji sudah dimulai, ust. Satori memutuskan tidak berangkat ke sana. Waktu yang ada dipersiapkan untuk esok hari.

    Rabu, 28 Januari 2004

    Jam 10 pg. kami menuju Mina untuk melaksanakan mabit. Mabit di Mina adalah sunnah yang dilakukan Rasul saw. Sebelum berangkat bersama ke Mina ada 4 orang jamaah Tazkia yang meminta izin untuk melaksanakan haji dengan berjalan kaki. Menurut mereka sunnah haji adalah dengan berjalan kaki. Istilah mereka haji mas-yan. Mereka akan bergabung dengan sekitar 16 orang yang sepaham dengan mereka.


    Sabtu, 31 Januari 2004

    Menerut skenario kami akan keluar dari Mina menuju Arofah pagi hari. Ba’da sholat Shubuh dan ma’tsurot kami berkemas. Semua jamaah sejak tadi malam sudah bergerak menuju Arofah. Inilah yang dalam hadits disebut : Alhajju Arofah. (Haji itu wukuf di Arofah). Waktu yang menjadi syarat wukuf adalah sejak tergelincirnya matahari (sekitar setengah 1 siang) sampai tiba waktu maghrib.

    Waktu terus bergerak tapi bis yang ditunggu belum juga tiba. Tampak wajah-wajah jamaah mulai gelisah. Takut kalau-kalau wukuf di Arofah tidak sempurna. Karena ini merupakan haji yang pertama maka wajar kalau mereka tampak semakin gelisah. Sempat terlontar ada jamaah yang akan berangkat duluan dengan menggunakan mobil/taksi carteran. Ust. Satori berusaha menenangkan jamaah. Jam 10 pagi mobil yang kami tunggu-tunggu akhirnya datang.

    Arofah adalah tempat yang hanya ramai dalam 1 hari saja. Pada hari itu kurang lebih 3 juta jamaah ‘menduduki’ Arofah. Awalnya mobil yang kami tumpangi berjalan lancar. Lambat laun kami terjebakl dalam kemacetan. Maklum ribuan mobil dengan berbagai ukuran melalui jalan yang sama menuju Arofah.

    Alhamdulillah sekitar jam 12 siang kami tiba di Arofah. Jarak antara Mina Arofah kl 17 km. Sepanjang jalan areal tempat wukuf kami melihat hamparan tenda jamaah. Banyak pula jamaah yang tidak menggunakan tenda. Mereka duduk dan berdiri ditengah teriknya Arofah. Inilah kumpulan manusia yang dibanggakan Alloh dihadapan malaikatNya.

    DR. Ahmad Satori memimpin khutbah Arofah sekaligus menjadi imam sholat dan muhasabah. Tidak ada satu jamaah haji yang tidak mengucurkan air mata di sini, sekeras apapun hati mereka. Arofah adalah miniatur ketidakberdayaan manusia. Apa yang mau dibanggakan, harat, kedudukan, anak, kehormatan. Semua tidak ada. Yang ada hanyalah manusia yang tidak punya apa-apa.

    Ba’da sholat Isya kami berkemas untuk meninggalkan Arofah menuju Muzdalifah. Mabit / bermalam di Muzdalifah termasuk dalam wajib haji. Wajib haji artinya jika kita tinggalkan hajji kita tetap sah namun kita terkena Dam / denda. Di sini kita disunahkan untuk mencari kerikil untuk digunakan dalam melontar jumroh esok hari. Jumlah kerikil minimal 7 batu.

    Kami keluar dari Muzdalifah lebih dari jam 00.30” waktu setempat. Yang kami tuju adalah Makkah al Mukarromah. Melihat situasi kami tidak menuju Mina untuk melontar pagi hari tapi ke Masjidil Harom untuk tawaf ifadah.


    Ahad, 1 Februari 2004
    10 Dzulhijjah 1425 H.


    Jam 3 pagi kami tiba di Makkah. Seperti biasa jamaah dibagi menjadi 6 kelompok. Masjid al Harom sudah semakin sesak dengan manusia. Tawaf ifadhoh memakan waktu lebih dari satu ½ jam. Setelah itu kami sai antara Shofa dan Marwa. Pada kali inilah kami melakukan sa’i di lantai 2, ini karena jumlah jamaah yang semakin membludak di lantai satu.

    Selesai Sa’i kami menuju tempat untuk tahallul. Di sini tempat cukur rambut bernama Barbar Shop bukan Barber Shop. Mungkin ejaan Arab yang tidak ada huruf E, sehingga Barber berubah menjadi Barbar. Tapi dari segi layanan memang sedikit banyak mengidentifikasikan layanan Barbar. Tukang cukur di sana berorientasi pada hasil bukan layanan / service. Membuat kepala customer menjadi botak cukup kurang dari 5 menit. Karena orientasinya hasil dan kecepatan waktu jangan harap mereka memperlakukan Anda dengan sopan ketika mencukur kepala Anda. Pada hari di luar musim haji biaya mencukur botak hanya SR 5 atau sekitar 12.500. Namun pada musim haji ini harganya naik 100%

    Dengan tahallul awal ini semua larangan ihrom sudah kembali halal, kecuali hubungan suami istri. Kami tetap berada di Masjidil Harom sampai pagi sambil menunggu sholat Iedul Adha. Setelah sholat Ied kami akan kembali ke Aziziyah.

    Siang ketika kami di Aziziyah ada beberapa jamaah haji yang mendapat pesan singkat SMS dari tanah air yang menanyakan tentang kondisi jamaah hajji Indonesia. Kami baru tahu bahwa ada tragedi di tempat Jumroh di Mina. Menurut kabar ada sekitar 250an jamaah hajji yang meninggal dalam tragedi itu. Berita masih simpang siur, gw juga mendapat SMS yang sama.

    Jumroh Aqobah selesai kami tunaikan. Ini berarti tahallul Tsani sudah selesai. Semua menjadi halal kembali.

    Kamar Barokah…!!!


    Ahad, 2 Februari 2004
    11 Dzulhijjah 1425 H.


    Mabit dianggap sah jika kita minimal ada di tempat Mabit lewat tengah malam dan kita sudah menjalani waktu minimal 6 jam disana. Karena kondisi Mina yang cukup dingin serta terpaan angin yang cukup kuat maka kami memutuskan untuk mabit sampai jam 1 dini hari. Setelah jam 1 kami berangkat menuju Aziziyah untuk istirahat.

    Aziziyah yang awalnya banyak menuai kritik dari para jamaah ternyata memainkan peran yang cukup penting. Selain leteaknya yang hanya sekitar 1 km dari Maktab 105 kami di Mina,Apartemen Aziziyah pun jauh lebih nyaman dibanding tenda maktab di Mina. Selain itu kita dapat menyusun berbagai skenario dari apertemn di Aziziyah. Dan yang tak kalah penting –menurut gw justru terpenting- Aziziyah telah menyatukan kami dalam ikatan persaudaraan. Ini yang tak ternilai!


    bersambung