Monday, July 16, 2001

Kampung Dua Bekasi

Nggak terasa udah dua hampir dua tahun gue tinggal di Kranji Bekasi. Tahun 1999 yang lalu, tepatnya 25 Agustus gue dan istri boyongan pindah ke rumah Mas Riyadi di Kampung Dua Kranji Bekasi. Waktu itu istri gue masih hamil. 2 bulan setelahnya Fathimah lahir di RB Handayani Bekasi, tepatnya tanggal 18 Oktober 1999. Fathimah lahir cukup normal dengan panjang 47 cm dan berat 2 kg. Bidan Ratmi dan dokter praktek Monik yang membantu proses kelairan putri pertama gue. Ploong... Alhamdulillah, Fathimah lahir dalam kondisi normal. Hari hari berikutnya adalah hari-hari ceria bersama istri dan my cute doughter. Akhir Juli 2001 gue akan pindah ke Kebon Baru Tebet. Gue masih ngontrak, maklum masih belum mampu beli sendiri. Rumah yang bakal gue tempati adalah rumah cik Enjen (mindon nyokap gue). Rumahnya nggak besar-besar amat tapi cukup bagus. Sebenarnya cukup mahal harga tsb. Gue yakin masih banyak tempat yang mungkin harganya masih miring. Tapi ada pertimbangan lain. Selain lokasi yang dekat dengan kantor dan aman. Gue pilih rumah itu juga karena mengingat jasa keluarga besar cik Enjen. Waktu gue kecil, gue sering mendapat santunan yatim dari mereka. Gue masih inget disaat banyak orang nggak peduli anak yatim, keluarga besar mereka malah menyantuni yatim. Lokasi penyantunannya itu di musholla An Nuriyah, posisnya berdempetan dengan kontrakan gue sekarang. Walaupun ini bukan untuk membalas kebaikan mereka, setidaknya ini juga mempererat tali kekerabatan keluarga. Insya Allah ini bernilai ibadah. Amien...

Sunday, July 01, 2001

Habib Zein bin Hasan bin Umar Al Haddad was gone

Sabtu kemarin Habib Zein bin Hasan bin 'Umar al Haddad menghadap Allah. Beliau masih saudara dari pihak nenek. Ibu dari Habib Zein adalah Seha bin Zen al Choried dan ibu dari Seha adalah Sopiah binti Sa'deran. Dalam silsilah Sopiah adalah adik dari Fathimah binti Sa'deran, ibu dari nenek gue Masnah binti Sa'idi.

Beliau disholatkan di Masjid Baitul Muttaqien dengan imam KH Achmad Chotib sekaligus doa. Ada sekitar 7 shof yang ikut mensholatkan, yaitu sekitar 350 orang. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw pernah bersabda bahwa mensholatkan jenazah yang mendapatkan ampunan dari Allah, menyebabkan ampunan pula bagi yang turut mensholatkan.

Beliau dikebumikan di daerah Kalibata Jakarta Selatan. Makam beliau masih dalam kompleks makam keluarga. Tampak di sana puluhan makam Habaib. Salah satu makam yang sering diziarahi adalah makam Habib Ahmad bin Alwy al Haddad atau yang lebih dikenal habib Kuncung. Gue belum dapat informasi yang akurat kenapa Habib Ahmad al Haddad digelari Habib Kuncung. Prosesi pemakaman berlangsung sekitar satu jam. Adalah habib Sholeh (anak angkat habib Zein alm) yang turun ke liang lahad dan mendo'akan untuk ayah angkatnya. Tampak kesedihan yang mendalam keluar dari wajah habib Sholeh. Doa yang dipanjatkannya dan diamini orang banyak pun melukiskan kedukaan yang sangat.

"Isyhadu anna hadzal mayyit mil akhlil khoir !" (Saksikanlah bahwa jenazah ini termasuk dari golongan baik-baik !) demikian KH. Achmad Chotib ketika akan melepas beliau. Serentak jama'ah menjawab "Khoir." Akhir yang baik Insya Allah, akankah juga gue dapatkan, s e m o g a.